“We
are not the first, but we are the best” Tentu kita pernah
mendengar slogan semacam ini? Kalimmat indah dan menyentak ini dipakai oleh
beberapa perusahaan sekaligus di Indonesia. Maksudnya tentu ingin memasukkan ke
benak konsumen bahwa perusahaan tersebut adalah terbaik dibidangnya. Marlboro
juga pernah beriklan di Indonesia dengan motto “Nomor satu di Amerika, nomor
satu di dunia” Dengan kalimat ini, rokok putih berfilter ini ingin menyatakan
bahwa in terms of sales volume, Marlboro
juara terbaik di Amerikan dan dunia. Jadi kalau contoh positioning statemen
yang pertama tadi (“We are not the first, but we are the best” ) menekankan quality,
yang kedua (Nomor satu di Amerika, nomor satu di dunia) lebih menekankan pada
quantity. BMW yang di Amerika sejak dulu
dipromosikan sebagai “The ultimate driving machine” di Indonesia diposisikan
sebagai “citra eksekutif yang berhasil”. Belakangan terjadi repositioning ke
“Ultimate driving machine” sedangkan Mercedez Benz yang di Jerman banyak
dipakai untuk taksi, di Indonesia, seperti juga Negara-negara lain, diposisikan
sebagai “the luxury car” Itulah segmentasi pasar (Hermawan Kertajaya, Marketing
Plus Siasat Memenangkan Persaingan Global, 1997 – 105)
Pembeli pada umumnya berbeda antara satu dengan
lainnya di pasar, baik dalam motif dan perilaku maupun dalam kebiasaan
pembelian yang semuanya menunjukkan ciri atau sifat pembeli/konsumen tersebut.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa pasar suatu produk tidak homogen, tetapi
heterogen dengan jumlah konsumen yang sangat banyak, tersebar secara geografis,
dan mempunyai aneka ragam kebutuhan, keinginan, kemampuan membeli, dan perilaku
serta tuntutan pembelian. Dengan dasar ini maka sangatlah sulit bagi suatu
perusahaan untuk melayani seluruh pasar yang ada sehingga dapat memberikan
kepuasan konsumen yang berbeda-beda ciri atau sifatnya.
Dalam upaya memberikan kepuasan konsumen sesuai dengan
apa yang terdapat dalam konsep pemasaran, perusahaan perlu melakukan usaha
pembinaan pelanggan melalui pengarahan tindakan strategi pemasaran yang tepat
sesuai dengan ciri atau sifat para pelanggan tersebut. Untuk dapat membina
pelanggan atau pasarnya maka perusahaan juga perlu memberikan pelayanan sesuai
dengan kemampuannya sehingga terarah kepada pasar sasaran (target market) yang
dituju. Dalam upaya ini, perusahaan harus mengelompokkan konsumen atau pembeli
ke dalam kelompok dengan ciri-ciri/sifat yang sama. Kelompok konsumen yang
disusun biasanya disebut segmen pasar,
sedangkan usaha pengelompokkannya dikenal dengan segmentasi pasar (Assauri, 1999:133).
Segmentasi pasar terdiri dari kelompok besar yang
dapat diidentifikasi dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli, lokasi
geografis, dan perilaku pembeli yang serupa. Segmentasi pasar merupakan
pendekatan yang berada di titik tengah antara pemasaran massal dan pemasaran
individual. Pembeli pada masing-masing segmen diasumsikan cukup serupa dalam
hal keinginan dan kebutuhan walaupun tidak ada dua pembeli yang benar-benar
serupa.
Menurut
Kotler (2002:292), segmentasi pasar adalah suatu usaha untuk meningkatkan
ketepatan pemasaran perusahaan. Berikutnya Rismiati dan Suratno (2001:90)
mendefinisikan bahwa segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada
kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang
memerlukan bauran pemasaran sendiri (kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat
serba macam/heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar/segmen
pasar yang bersifat homogen). Lamb (2001:280) mendefinisikan segmentasi pasar
sebagai suatu proses membagi sebuah pasar ke dalam segmen-segmen atau
kelompok-kelompok yang bermakna, relatif serupa, dan dapat diidentifikasi.
Segmentasi
pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Jadi,
perusahaan yang berorientasi pada konsumen akan membagi pasarnya ke dalam
segmen-segmen pasar tertentu di mana masing-masing segmen bersifat homogen.
Homogenitas masing-masing segmen tersebut disebabkan oleh adanya
perbedaan-perbedaan dalam kebiasaan membeli, cara penggunaan barang, kebutuhan
pemakai, motif pembelian, tujuan pembelian, dan sebagainya. Hal yang sama
dikemukakan oleh Smith yang kemudian
dikutip oleh Angipora (1999:82) bahwa
segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar secara keseluruhan dalam
kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan dan ciri-ciri konsumen. Dengan
penerapan segmentasi pasar, perusahaan yang memproduksi dan memasarkan suatu
produk dapat melakukannya dalam jangka waktu yang panjang dengan biaya per unit
yang lebih rendah. Usaha penyimpanan dan pengangkutannya lebih efisien. Selain
itu, biaya periklanan per unitnya juga lebih rendah untuk satu macam produk
dibandingkan bila mempromosikan beberapa macam produk. Segmentasi pasar sangat
bermanfaat bagi setiap perusahaan yang menerapkan karena segmentasi pasar dapat
membuat kinerja suatu pemasaran lebih efektif dan efisien.
Menurut
Tjiptono (2002:70), segmentasi pasar memiliki 3 (tiga) macam pola yang berbeda,
yaitu :
1.
Preferensi Homogen
2.
Preferensi Tersebar
3.
Preferensi Terkelompok
Untuk
lebih jelasnya, ketiga pola di atas akan diuraikan secara singkat sebagai
berikut :
1. Preferensi
Homogen
Menunjukkan suatu pasar di mana semua konsumennya
mempunyai preferensi yang relatif sama terhadap produk dan jasa yang
ditawarkan. Pasar tidak menunjukkan segmen alami.
2. Preferensi
Tersebar
Dalam pola ini, preferensi pelanggan sangat beraneka
ragam dan berbeda-beda. Berbeda dengan preferensi homogen, preferensi tersebar
menunjukkan bahwa pilihan konsumen tersebut tersebar di seluruh bidang. Merek
pertama yang memasuki pasar kemungkinan mengambil posisi di tengah sehingga
menarik sebagian besar orang. Merek yang berada di tengah akan meminimumkan
jumlah total ketidakpuasan konsumen. Pesaing kedua dapat berlokasi di sebelah
merek pertama dan bertempur untuk mendapatkan pangsa pasar atau dapat berlokasi
di sudut untuk menyerang kelompok pelanggan yang tidak puas terhadap merek yang
berada di tengah. Jika beberapa merek ada dalam pasar maka perusahaan
kemungkinan akan mengambil posisi di seluruh bidang dan menunjukan
perbedaan-perbedaan yang nyata untuk memenuhi perbedaaan preferensi konsumen.
3. Preferensi
Terkelompok
Preferensi Terkelompok merupakan pola yang menunjukkan
bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Konsumen yang berada
dalam kelompok yang sama juga memiliki kesamaan preferensi. Artinya konsumen
yang berada dalam kelompok yang sama cenderung memiliki selera yang sama
terhadap suatu produk. Bagi perusahaan yang pertama kali beroperasi di pasar
memiliki 3 (tiga) pilihan untuk memasuki preferensi ini, antara lain :
a. Perusahaan dapat menempatkan diri di tengah
dengan harapan dapat menarik semua kelompok yang ada.
b. Perusahaan dapat menempatkan produk pada
segmen pasar yang terbesar dan dinamakan pemasaran terpusat.
c. Perusahaan dapat mengembangkan beberapa merek
dan masing-masing diposisikan pada segmen yang berbeda-beda.
Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa perusahaan akan lebih berhasil apabila
membagi-bagi dan kemudian memilih salah satu atau beberapa bagian/ segmen pasar
tertentu untuk dijadikan sasaran dan kemudian dilayani dengan lebih baik. Cara
ini lebih menjamin keberhasilan daripada hanya melayani konsumen dengan cara
seadanya. Perusahaan yang mengadakan segmentasi terhadap pasarnya dapat
menempuh cara yang berbeda. Metode tersebut juga berbeda dari satu produk ke
produk lainnya. Salah satu cara yang penting dalam mengadakan segmentasi pasar
adalah dengan membagi pasar ke dalam beberapa jenis karena terdapat perbedaan
antara masing-masing jenis pasar tersebut maka program pemasaran perusahaan
(produk, harga, distribusi, dan promosi) juga berbeda tergantung pasar yang
akan dituju oleh perusahaan.
Seperti
yang dikemukakan oleh Sofjan Assauri (2004:155) bahwa segmentasi pasar konsumen
dapat dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa variabel, yaitu :
1. Segmentasi
berdasarkan geografis
Kriteria geografis dipergunakan dalam segmentasi pasar
karena mengingat potensi pasar bagi produk perusahaan dapat dipengaruhi oleh
lokasi pasar di mana faktor biaya operasi dan besarnya permintaan dari
masing-masing wilayah berbeda-beda. Segmentasi geografis mengharuskan pembagian
pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian,
wilayah, provinsi, kota, atau lingkungan. Perusahaan dapat memutuskan untuk
beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam
seluruh wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal dalam kebutuhan
dan preferensi geografis. Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan
konsumen menjadi bagian pasar menurut skala wilayah atau letak geografis.
2. Segmentasi
berdasarkan demografis
Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran
keluarga, siklus kehidupan keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan,
agama, ras, generasi kewarganegaraan, dan kelas sosial. Variabel-variabel
demografis adalah dasar yang paling populer untuk membedakan kelompok-kelompok
pelanggan. Satu alasan adalah bahwa keinginan, preferensi, dan tingkat
pemakaian konsumen sangat berhubungan dengan variabel-variabel demografis.
3. Segmentasi
berdasarkan psikografis
Segmen pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan
konsumen atau pembeli menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel pola atau
gaya hidup (life style) dan kepribadian (personality).
4. Segmentasi
berdasarkan perilaku
Segmentasi menurut perilaku
adalah pengelompokkan pasar yang didasarkan kepada tingkah laku para pembeli
yang dibagi dalam kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan pengetahuan,
sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap hasil produksi sesungguhnya
atau sikap pelengkapnya antara lain dikelompokkan dalam rata-rata pemakaian,
tingkat kesiapan, manfaat yang dicari, kepekaan terhadap faktor pasar, dan loyalitas
terhadap merek.
Segmentasi merupakan suatu proses membagi-bagi suatu
pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok pembeli atau konsumen yang
memiliki ciri-ciri/sifat yang homogen dan dapat berarti bagi perusahaan
(Assauri, 1999:134). Segmen pasar tersebut akan dinilai dan dipertimbangkan
untuk dipilih menjadi pasar sasaran yang dituju melalui usaha-usaha pemasaran
perusahaan. Dengan segmentasi pasar, perusahaan dapat menentukan dan
membandingkan kesempatan pasar yang ada serta dapat melakukan penyesuaian pada
produk atau program pemasaran dan penentuan anggaran usaha pemasaran sesuai
dengan segmen pasar tersebut. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa perusahaan
akan lebih berhasil apabila membagi-bagi dan kemudian memilih salah satu atau
beberapa bagian/segmen pasar tertentu untuk dijadikan sasaran dan kemudian
dilayani dengan lebih baik. Cara ini lebih menjamin keberhasilan daripada hanya
melayani konsumen dengan cara seadanya.
Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk melakukan segmentasi pasar, namun tidak semua
segmentasi bisa berjalan efektif.
Kebijakan
pemasaran harus dapat menentukan gambaran yang jelas dan terarah mengenai apa
yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau
peluang-peluang yang ada pada beberapa pasar sebagai sasaran penjualan. Untuk
dapat mencapai penjualan perusahaan yang maksimal maka penentuan kebijakan
pemasaran harus didasarkan pada analisis lingkungan perusahaan baik lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal sehingga dapat diketahui keunggulan dan
kelemahan perusahaan. Dengan demikian, perlu dilakukan analisis market share
atau pangsa pasar sebagai unsur ukuran atau kriteria tentang keberhasilan
suatu perusahaan dalam mengejar tujuan dan sasaran yang diinginkan.
Untuk
dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan eksistensi maka salah satu upaya
yang ditempuh oleh perusahaan adalah meningkatkan volume penjualan produknya.
Perusahaan tentu harus peka terhadap setiap perubahan yang terjadi di
lingkungan eksternal karena perubahan tersebut bisa saja sangat memengaruhi
penjualan perusahaan. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perkembangan dan kemajuan teknologi yang tentunya akan membuka
kesempatan bagi para pesaing untuk merebut pasar sehingga menciptakan keadaan
yang kompetitif. Melalui pangsa pasar, perusahaan dapat mengetahui pasar mana
yang memiliki potensi baik bagi perusahaan itu sendiri serta pasar mana yang
berpotensi direbut oleh pesaing. Hal ini sangat bermanfaat bagi perusahaan
karena perusahaan dapat menyusun rencana yang tepat untuk mempertahankan pasar
atau bahkan mengekspansi pasar guna meningkatkan volume penjualannya.
Sofjan
Assauri (1999:95) mengemukakan bahwa pangsa pasar adalah besarnya bagian atau
luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu perusahaan yang biasanya
dinyatakan dengan persentase. Perusahaan yang menaikkan pangsa pasar (market
share) umumnya berkinerja lebih baik dari para pesaingnya dalam tiga area
yaitu kegiatan produk baru, kualitas produk, dan pengeluaran pemasaran (Kotler,
1997:25).
Kegiatan
perusahaan yang dilaksanakan untuk meningkatkan market share harus
diarahkan kepada pelanggan guna mendorong mereka melakukan pembelian serta
menarik para calon pembeli. Hal ini juga berguna untuk menjaga loyalitas
pelanggan agar tidak beralih ke produk lain. Apabila perusahaan mampu menarik
calon pembeli dan mampu menjaga loyalitas pelanggannya maka pangsa pasarnya pun
akan meningkat.
Sofjan
Assauri (2004:379) berpendapat dalam analisis pangsa pasar kemungkinan
kesimpulan yang dapat diperoleh adalah :
1. Asumsi
bahwa pengaruh kekuatan dari luar perusahaan terhadap seluruh perusahaan dengan
dampak yang sama tidaklah selalu benar.
2. Asumsi
bahwa hasil prestasi pemasaran perusahaan harus dikaitkan dengan rata-rata
prestasi seluruh perusahaan tidak selalu benar.
3. Jika perusahaan memasuki pasar industri maka
pangsa pasar dari setiap perusahaan yang ada akan menurun.
Segmentasi
yang akurat adalah segmentasi yang diawali dengan riset pasar. Karena itu
kemampuan melakukan riset dan segmentasi tentu membutuhkan kecerdasan dan
kemampuan dalam melakukan antisipasi dan perencanaan kedepan. Kemampuan dan
perencanaan yang baik dan matang adalah bagian dari pencipta alam semesta
sebagaimana dimuat dalam Al-Quran “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan (merencanakan) apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al Hasyr, 59:18)
Segmentasi pasar adalah sebuah cara
bagaimana memandang pasar secara kreatif, perlu secara kreatif mengidentifikasi dan
memanfaatkan peluang yang muncul di pasar (Hermawan Kertajaya). Segmentasi
pasar itu sangat penting di dalam bisnis dan pemasaran, tetapi juga tidak boleh membagi-bagi pasar
terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam
membangun usaha. Peranan segmentasi dalam marketing :
1.
Memungkinkan untuk lebih fokus,
tidak terlalu jauh/melenceng dari target.
2.
Mendapatkan input mengenai peta
kompetisi dan posisi di pasar.
3.
Merupakan basis bagi untuk
mempersiapkan strategi marketing selanjutnya.
Menentukan
target pasar menjadi bagian pokok
dalam strategi pemasaran bisnis.
Ada beberapa perusahaan yang ingin menjangkau konsumen dari semua kalangan,
namun ada pula beberapa perusahaan yang sengaja memisahkan konsumen sesuai
dengan target pasar produknya. Dengan target pasar yang jelas, akan
mempermudah perusahaan untuk menentukan produk yang sesuai kebutuhan dan
keinginan konsumen. Dapat diartikan pula bahwa target pasar merupakan pasar
yang memiliki konsumen dengan daya beli yang cukup potensial.
Dalam
dunia pemasaran terdapat tiga strategi penetapan target pasar yang
sering dilakukan para pelaku bisnis, strategi tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Strategi
pemasaran tanpa pembeda ( undifferentiated
marketing )
Ada beberapa perusahaan yang melihat pasar
secara keseluruhan tanpa membedakan target pasar tertentu. Perusahaan yang
menggunakan strategi pemasaran ini, hanya menawarkan satu macam produk dan
mencakup seluruh pasar. Tanpa membedakan target pasar, perusahaan bertujuan untuk
menanamkan image kuat produknya kepada para konsumen. Pemasaran tanpa
membedakan target pasar dipilih para pelaku bisnis, karena strategi ini
biayanya lebih kecil dibandingkan pemasaran dengan membedakan target pasar.
Pemasaran tanpa membedakan target pasar lebih mengandalkan produksi,
distribusi dan strategi
promosi secara massal, sehingga bisa menghemat biaya.
Namun disamping kelebihannya, strategi
pemasaran tersebut juga memiliki kekurangan. Kebanyakan pelaku bisnis yang
tidak membedakan konsumen, maka akan memilih target pasar yang paling luas
untuk menawarkan produknya. Jika banyak pelaku bisnis yang memilih cara
tersebut, maka persaingan bisnis pun semakin ketat.
2. Strategi pemasaran
dengan pembeda ( differentiated marketing
)
Pemasaran yang kedua dengan membedakan target
pasar sesuai kebutuhan konsumen. Berbagai variasi kebutuhan yang dibutuhkan
para konsumen, menjadi faktor pendorong pelaku bisnis membedakan target pasar
mereka. Jika pemasaran tanpa pembeda hanya memproduksi satu macam produk,
pemasaran dengan pembeda memproduksi berbagai macam produk yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan minat para konsumen.
Pembedaan produk bisa dilihat berdasarkan
letak geografis konsumen, style atau gaya hidup, umur , jenis kelamin, tingkat
pendapatan, bahkan bisa juga dibedakan berdasarkan tingkat pendidikan para
konsumen . Upaya pembedaan target pasar ini bertujuan agar loyalitas konsumen
terhadap suatu produk lebih kuat, karena perusahaan menawarkan produk yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Pembedaan target pasar dapat dicontohkan dari
produk mie instan, mereka mengembangkan usahanya dengan membedakan varian rasa
produk berdasarkan selera para konsumen. Jika dibandingkan dengan pemasaran
tanpa pembeda, strategi
pemasaran dengan pembeda membutuhkan biaya yang lebih besar. Karena dibutuhkan
biaya untuk riset produk baru, proses produksinya yang lebih besar, serta
peningkatan biaya untuk riset pasar. Meskipun demikian, pemasaran dengan
pembeda lebih disenangi para pelaku usaha. Sebab dengan pemasaran pembeda,
produk mereka memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan produk yang
dipasarkan para pesaing.
3. Strategi pemasaran terkonsentrasi ( concentrated marketing )
Berbeda dengan strategi pemasaran yang
membedakan konsumen sesuai dengan kebutuhan, pemasaran terkonsentrasi hanya fokus
memasarkan produknya kepada satu atau beberapa kelompok pembeli saja.
Sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling
berpotensi. Seperti produk Tropicana
Slim, gula rendah kalori dan bebas gula ini lebih fokus kepada para
konsumen yang ingin menjaga kesehatannya terutama bagi para penderita diabetes.
Dengan fokus pada kelompok tertentu, perusahaan yang menggunakan strategi
pemasaran ini berusaha menawarkan produk yang terbaik bagi target pasar mereka.
Sehingga spesifikasi image produk yang ditawarkan dapat tertanam pada konsumen
yang menjadi sasaran pasarnya. Selain itu pemasaran terkonsentrasi juga lebih
menghemat biaya, baik biaya produksi, biaya distribusi maupun biaya promosi.
Sebab semuanya hanya fokus pada satu atau dua kelompok konsumen saja. Tetapi
ada juga kelemahan dari pemasaran konsentrasi, bahkan resikonya lebih besar
dari pemasaran tanpa pembeda maupun pemasaran dengan pembeda. Bila target pasar
yang menjadi fokus pemasaran tiba – tiba beralih ke perusahaan pesaing dengan
fokus yang sama, maka Anda akan kehilangan satu – satunya ladang konsumen yang
Anda miliki. Besarnya resiko yang ada, membuat pemilik perusahaan lebih memilih
memasarkan produknya ke beberapa target pasar.
Dalam
ilmu marketing, Positioning (posisis
pasar) adalah suatu cara bagaimana marketer mencoba menciptakan image
atau identitas dari suatu produk, brand, atau perusahaan di benak
konsumen. Positioning adalah persepsi yang ditempati suatu produk dalam
suatu pasar, bagaimana konsumen memandang produk tersebut dan bagaimana mereka
membandingkannya dengan produk pesaing. Positioning adalah pernyataan akan
identitas suatu produk, jasa, perusahaan, lembaga, orang bahkan Negara yang
bisa menghasilkan keunggulan di benak orang yang ingin dicapai. Karena ini
positioning harus membuat produk, jasa, perusahaan, lembaga, orang atau Negara
jadi dippresepsi berbeda dari pada pesaingnya. Tetapi hanya sekedar berbeda
tidak ada gunanya, Perbedaan itu harus benar-benar bisa memisahkan diri dari
yang lain. Dan yang lebih penting lagi, perbedaan itu disukai, ditunggu dan
kalau bisa didambakan.
Oleh karena itu, dalam menentukan
posisi produk, suatu perusahaan harus memberikan perhatian terhadap empat
pertimbangan berikut :
·
Positioning harus cocok dengan
kekuatan perusahaan
·
Positioning harus jelas berbeda
dengan potisioning pesaing
·
Positioning harus diterima secara
positif (disukai dan dapat dipercaya) oleh konsumen
·
Positioning harus sustainable untuk
beberapa waktu
Yoram
Wind menyatakan bahwa positioning sebenarnya merupakan “reason for being” bagi seluruh produk,
kalau begitu, produk tidak perlu dilahirkan kalau sekedar me too product. Positioning adalah suatu persepsi yang diinginkan
akan timbul di benak suatu kelompok konsumen disuatu pasar tertentu, sehingga
bisa menampilkan keunikan disbanding pesaingnya. Jadi positioning lebih
bersifat suatu persepsi yang ingin diciptakan.
Kemampuan untuk melihat peluang
untuk memantapkan Positioning adalah bakat tersendiri yang dimiliki oleh
seorang marketer. Strategi Positioning yang sukses biasanya berakar dari
keunggulan kompetitif apa yang dimiliki oleh suatu produk. Pada umumnya,
dasar-dasar yang digunakan untuk menyusun strategi Positioning adalah
·
Fitur-fitur spesifik yang dimiliki
produk
·
Solusi dan benefit spesifik yang
bisa ditawarkan suatu produk
·
Kategori khusus suatu produk
·
Kapan produk tersebut cocok untuk
digunakan.
·
Bagaimana produk tersebut bila
dibandingkan dengan produk pesaing lain.
Umumnya Positioning dilakukan dengan
memperhatikan 3 konsep berikut:
1.
Positioning berdasarkan fungsi,
yaitu untuk memecahkan masalah dan memberikan benefit bagi konsumen.
2.
Positioning dalam hal-hal yang
bersifat simbolis, yaitu untuk meningkatkan image konsumen, memuaskan
ego konsumen, supaya konsumen bisa mempunyai sense of belongingness dan
membuat mereka merasa “unggul” dalam pergaulan sosial, serta untuk kepuasan
diri.
3.
Positioning dalam menciptakan
pengalaman pelanggan.
ANALISIS SEGMENTASI, TARGET DAN POSISI
INDUSTRI ASURANSI
Suatu
perusahaan pertama-tama harus mendalami pasarnya dengan cara membuat segmentasi
(strategi pemetaan - “mapping” strategy)
tidak terkecuali perusahaan asuransi dalam rangka untuk mengidentifikasi
kluster para pembeli yang memiliki kesamaan di pasar, Menentukan target pasar
(strategi memenuhi pasar - “fitting”
strategy) merupakan langkah berikutnya, ini merupakan pemilihan segmen yang
ingin dilayani perusahaan. Kemudian, perusahaan harus membangun positioning (penempatan posisi) yang
jelas (strategi nyata – ‘being” strategy),
yaitu memenangkan tempat dibenak konsumen (buyer’s
mind).
Segmentasi
pasar merupakan pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut
jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran sendiri
(kegiatan untuk membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke
dalam satuan-satuan pasar / segmen yang bersifat homogen) Dalam industri
asuransi dalam merancang dan membuat suatu harus memperhatikan pangsa pasar
yang dituju, tentunya dengan mempertimbangkan kekuatan perusahaan. Rancangan
dan implementasi produk ditujukan kepada segmen pasar tertentu, misalnya produk
yang bersifat tradisional untuk kelas menengah kebawah, atau untuk menengah
keatas, misalnya dalam produk asuransi jiwa ditambahkan investasi. Demikian
juga untuk Asuransi Umum, misalnya Personal Accident dan Asuransi Kesehatan
dibuat produk secara paket berdasarkan kelompok atau segmen yang akan dituju.
Oleh karena itu sebelum membuat suatu rancangan produk, untuk lebih efektifnya
agar dilakukan riset pasar.
Dalam
membuat segmentasi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, Penulis berpendapat
bahwa segmentasi berdasarkan geografis, dapat
didasarkkan berdasarkan lokasi atau wilayah, iklim yang diuraikan berikut :
a. Wilayah
Dapat diperoleh segmen pasar yang
berupa pasar lokal, pasar regional, pasar nasional, dan pasar luar negeri atau
ekspor. Masing-masing pasar berdasarkan wilayah ini berbeda-beda potensi dan
cara menanganinya.
b. Iklim
Dengan dasar ini, diperoleh segmen
pasar yang berupa pasar daerah pegunungan dan dataran tinggi serta pasar daerah
pantai dan dataran rendah. Masing-masing pasar berdasarkan iklim ini berbeda
kebutuhan, keinginan, dan preferensinya.
c. Kota
atau desa
Dapat diperoleh segmen pasar yang
berupa pasar daerah perkotaan dan pasar daerah desa atau pertanian.
Masing-masing segmen pasar ini berbeda
potensi serta motif, perilaku, dan kebiasaan pembeliannya sehingga membutuhkan
cara penanganan pemasaran berbeda.
Dalam
segmentasi demografis merupakan
basis dalam membedakan kelompok pelanggan, misalnya dalam penetapan asuransi
Personal Accident, untuk segmen menengah keatas, tidak menarik jika jumlah
benefit atau pertanggungannnya kecil, dalam geografis bisa dikelompokkan
berdasarkan usia, jenis kelamin bahkan pekerjaan sesuai dengan pemetaan risiko
berdasarkan statistic atau table mortalita atau mordibiti untuk asuransi
kesehatan. Dalam segmen ini variabel-variabel demografis lebih mudah diukur
daripada sebagian besar variabel. Bahkan jika pasar sasaran diuraikan dalam faktor-faktor non-demografis (misalnya jenis
kepribadian), hubungan dengan karakteristik demografis dibutuhkan untuk
mengetahui ukuran pasar sasaran dari media yang digunakan untuk menjangkaunya
secara efisien. Misalnya segmentasi pasar berdasarkan umur guna mengetahui
preferensi pembelian antara konsumen dewasa dengan konsumen anak-anak.
Dalam
segmentasi berdasarkan psikografis yang berbasis
pada gaya hidup dan kepribadian dapat dicontohkan bahwa segmen pasar masyarakat
yang bergaya hidup konsumtif dan mewah berbeda dengan segmen pasar masyarakat
yang bergaya hidup produktif dan hemat yang mementingkan kualitas dengan harga
yang relatif murah. Misalnya dalam rancangan produk travel insurance tentunya lebih ditujukan kepada mereka yang sering
bepergian, biasanya tidak terlalu memperhatikan harga tetapi pelayanan yang lebih
diutamakan.
Segmentasi
lain yang dapat dilakukan adalah berdasarkan
perilaku, hal ini dapat dikelompokkan menjadi :
a. Orang-orang
atau masyarakat yang selalu merasa atau mempunyai perasaan terpaksa (compulsive).
Umumnya segmen pasar seperti ini adalah masyarakat desa atau masyarakat yang
berpendidikan rendah.
b. Orang-orang
atau masyarakat yang selalu terpengaruh oleh pendapat orang lain (extrovert)
atau hanya berpegangan pada penilaian atau pendapat sendiri (introvert).
c. Masyarakat
yang tidak langsung bereaksi atau tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan (conservative),
masyarakat yang bebas memilih (liberal), dan masyarakat radikal yang
cepat bereaksi terhadap produk baru.
d. Masyarakat
yang selalu mengharapkan hasil yang sangat baik (high achiever) dan yang
mengharapkan yang biasa saja (low achiever). Dengan dasar ini dapat
ditetapkan segmen pasar masyarakat yang menyenangi produk dengan kualitas
tinggi dan segmen pasar yang merasa cukup dengan produk dengan kualitas yang
biasa saja.
e. Kelompok
masyarakat yang menentukan dalam masyarakat (leader), sedangkan yang
lainnya hanya pengikut (follower). Biasanya yang menentukan keberhasilan
pemasaran adalah mampu mendekati segmen pasar pemimpin dalam masyarakat
tersebut.
f. Masyarakat yang selalu bertindak secara
ekonomis dan senang melakukan tawar-menawar (bargain) serta anggota
masyarakat yang selalu mengejar prestise.
Dalam
penentuan segmentasi, khususnya dalam industri perasuransian harus
memperhatikan pemanfaatan secara maksimal dengan kriteria :
1. Dapat diukur (Measurable)
Besarnya daya beli setiap segmen harus dapat diukur
dengan tingkat tertentu. Artinya bahwa pengelompokkan pasar hendaknya tidak
terlalu luas. Jika terlalu luas maka sifatnya masih heterogen sehingga reaksi
konsumen masih berbeda-beda terhadap kegiatan pemasaran.
2. Dapat dicapai
(Accessible)
Seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dilayani
dengan efektif dalam arti bahwa secara wajar mereka akan mempunyai respon
tertentu jika mendapat perlakuan pemasaran tertentu pula. Namun perusahaan
tidak akan dapat menjangkau jika ternyata konsumen yang dibidik sekarang lebih
mementingkan harga dan terbuka pada merek apapun.
3. Dapat
dibedakan (Differentable)
Segmen harus dapat dibedakan artinya dapat dipisahkan
ke dalam segmen atau kelompok-kelompok yang memiliki sifat yang berbeda
sehingga segmen-segmen tersebut akan mempunyai reaksi berbeda terhadap
perlakuan dan program pemasaran yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk
membedakan preferensi pembelian setiap segmen pasar.
4. Besar dan jumlahnya cukup berarti/luas (Substantial)
Jumlah segmen harus cukup berarti/luas sehingga
penguasaan terhadapnya akan dapat menguntungkan jika dilayani. Jadi, satu
segmen harus merupakan kelompok homogen yang besar sehingga satu program
pemasaran khusus cukup memadai untuk disusun dan dilakukan.
5. Dapat
dilaksanakan (Actionable)
Hal ini berarti semua
program yang telah disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar dapat
berjalan efektif.
Penentuan target dalam industry asuransi khususnya,
harus memperhatikan wilayah dan potensi daerah masing-masing, kadang-kadang
juga terjadi hal yang unit yang berkaitan dengan manajer atau pimpinan Cabang,
misalnya pada saat dipimpin Manajer A anjlok, tetapi begitu dialihkan ke
Manajer B, performace sangat bagus, namun begitu diganti lagi anjlok, penentuan
target harus menantang dalam arti bahwa terdapat pertumbuhan yang signifikan,
karena prinsipnya dalam asuransi banyak hal dan aktivitas yang dapat dijadikan
objek dalam penutupan asuransi, mulai dari orangnya, propertynya.
Posisi
industri asuransi dalam kontribusi secara nasional, masih relative kecil,
karena banyak dana yang lari ke Luar Negeri sebagai biaya Reasuransi, hal ini
mengingat kapasitas Reasuransi dalam negeri masih relatif terbatas. Oleh karena
itu diperlukan usaha untuk memperbesar kapasitas dalam negeri, dan
memasyarakatkan asuransi menjadi suatu kebutuhan, bukan karena persyaratan
untuk mengajukan kredit di perbankan atau persyaratan lainnya. Harus menjadi
kesadaran dari konsumen sendiri sebagai bentuk perlindungan dan perencanaan
untuk masa yang akan datang.
Izin repost di blog ya bang. Thanks
BalasHapus